-->
Pada masa yang akan datang, komoditi biji coklat diharpakan menduduki tempat yang sejajar dengan komoditi perkebunan lainnya, seperti kelapa sawit dan karet. Setidak nya dari segi luas areal pertanaman maupun sumbanganya kepada negara sebagai komoditi ekspor. Dengan tujuan untuk memanfaatkan sumberdaya alam, memenuhi konsumsi dan memperoleh devisa ekspor, serta meningkatkan pendapatan produsen biji coklat, sampai tahun 1988 pemerintah telah merencanakan perluasan areal coklat seluas 1.213.600 ha, baik yang dikelola oleh PT perkebunan negara, swasta, maupun rakyat.
Sejalan dengan rencana tersebut, berbagai usaha telah dilaksanakan untuk pengembangan coklat. Perbaikan teknik budidaya pada akhirnya akan membawa manfaat besar dalam rencana diatas. Teknik pembibitan yang efisien, usaha mendapatkan bahan tanam unggul melalui hibridisasi, metode pemangkasan untuk membentuk habitat yang baik, pengaturan jarak tanam maupun usaha perlindungan terhadap hama dan penyakit ditujukan kepada ditemukannya suatu periode penanaman dan pemeliharaan coklat yang efisien dengan sasaran produksi maksimum.
Teknik pendederan biji dan umur kecambah untuk dipindahkan ke polybag, misalnya, telah menghasilkan suatu teknik penyediaan bahan tanam dengan presentase biji apkir dibawah 20%. Demikian juga kajian tentang jarak antar polybag di dalam pembibitan telah menghasilkan suatu polybag yang maksimum pada suatu areal pembibitan tanpa mengurangi mutu bibit. Hal yang sama juga telah diperoleh pada penyediaan bahan tanam secara vegetatip, yang berguna untuk mempertahankan sifat-sifat genetis. Teknik-teknik okulasi didalam polybag, penyusunan (grafting), maupun penyetekan merupakan teknik yang besar manfaatnya di dalam budidaya coklat.
Dalam bidang pemuliaan, hibridisasi untuk memperoleh bahan tanam unggul juga merupakan suatu teknik yang tidak kalah pentingnya. Penggunaan bahan tanam Upper Amazone Hybrids maupun klon-klon terpilih hasil seleksi telah menetapkan bahan tanam yang cepat berbuah, tinggi produksinya, dan tahan terhadap hama dan penyakit tertentu. Yang tidak kalah pentingnya adalah usaha untuk mendapatkan bahan unggul melalui kultur jaringan sehingga waktu yang cukup lama untuk program pemuliaan dapat dipersingkat.
Tanaman coklat membutuhkan pemangkasan secara periodik dalam rangka pembentukan habitat yang baik dan untuk mendapatkan produksi yang tinggi. Pengalaman dari banyak pekebun coklat menunjukkan bahwa tidak terdapat suatu metode baku dalam pemangkasan. Namun hal tersebut tidak berarti bahwa pendekatan teknis tidak diabaikan. Usaha-usaha kearah bagian manakah dari cabang coklat yang di pangkas, bagaimana bentuk pemangkasannya, serta berapa lama jangka waktu pemangkasan yang ideal harus dilaksanakan sehingga saat ini disepakati untuk pemangkasan cabang sekunder atau tertier yang tumbuh kurang dari 40 cm dari pangkal cabang tempat tumbuhnya. Usaha-usaha yang sama juga dikaji terhadap pemangkasan pohon pelindung sehingga fungsinya bagi coklat tetap di pertahankan.
Sebagai tanaman yang membentuk tajuk, persoalan jarak tanam juga menjadi bagian dari budidaya coklat yang menarik. Penerapan jarak tanam terbaik pada akhirnya akan menghasilkan populasi per satuan luas yang optimum dengan produksi yang maksimum. Jarak tanam 4 x 2 m, 3 x 3 m, atau 2,5 x 3,3 m masih merupakan alternatip ditinjau dari populasi persatuan luas, produksi bahan tanam yang digunakan, serangan hama atau penyakit, serta penggunaan pohon pelindung.
Hal yang sama juga didapati pada bidang pengolahan hasil. Modifikasi bak fermentasi, usaha mempercepat proses fermentasi melalui penambahan ragi, penggunaan sinar matahari dalam pengeringan biji, maupun proses pengolahan biji tanpa melalui proses pencucian diharapkan dapat menghasilkan mutu biji coklat yang baik sehingga tidak mengurangi nilai jualnya. Teknik pengolahan hasil itu juga merupakan suatu langkah efisiensi dalam pengunaan bahan bakar. Demikian pula dengan pemanfaatan kulit tongkol maupun caiaran pulp telah membuka peluang bagi penambahan nilai dari coklat sebagai penghasil biji.
Sumber: T. H. S. Siregar, S.Riyadi, Nuraeni. L. Coklat; Pembudidayaan, Pengolahan, Pemasaran...
1 comment:
wah mg sukses..
Post a Comment